Berharap Lebih




Malam itu....

Pertemuan tak sengaja saat itu adalah hal yang aku harapkan menjadi kisah yang panjang untuk aku ceritakan.

Ternyata tidak demikian.

Kamu, apa kabar?. Aku harap kamu selalu baik-baik saja.

Bagaimana perasaan kamu sekarang?. Kalimat yang selalu kamu tanyakan setiap hari saat kita bersama.

Sejak saat itu.

Hal yang aku ingat dari kamu adalah...

Kamu tidak pernah lupa untuk bertemu denganku dengan kesibukanmu.

iya! Kamu!

Lelaki yang aku harap menjadi bagian untukku ternyata bukan sepenuhnya milikku.

arti kata cukup ternyata hanya persinggahan yang aku terima darimu.

tidak!

aku tidak menyalahkanmu, 

hanya saja, persinggahan kemarin membuat aku merasa " kamu bisa meniru cahaya-ku, tapi bukan kamu cahaya itu". 

Kamu tau?

singgah penuh harap ini, membuatku ingin sekali bertemu dan justru aku yang ingin meniggalkanmu, bukan kamu.

Aku terlalu hanyut dalam kisah yang kau buat untukku. Sampai lupa rasa sakit saat kamu menghilang tanpa kabar.

Jariku terlalu berat untuk sekedar tanya kabarmu,

kamu sedang apa, bagaimana harimu, boleh kita berjumpa atau sekedar reply story-mu saja sulit untukku.

Apakah kamu juga melakukan hal yang sama?. Kurasa Tidak.

Pertemuan singkat yang sampai saat ini membekas adalah aku mencoba membuka hati untukmu setelah ku tutup rapat tetapi kamu justru membuat pintu itu  kembali tertutup lebih kuat dengan rasa sakit yang kamu buat.

aku selalu memikirkanmu,

selalu ingin tahu tentangmu,

tapi kamu menutup rapat tentangmu dariku.

pada akhirnya..

Cara terbaik untuk melupakanmu adalah aku harus tau kenapa kamu meninggalkanku saat itu.

ya aku memberanikan diri untuk bertanya kepada temanmu alasan kamu meninggalkanku.

kata demi kata aku rangkai, untuk memberanikan diri, sakit rasanya setlah tahu alasanmu.

"Kamu sakit hati karena masalalumu kembali dengan masalalunya"

lalu, bagaimana dengan aku?

setelah harapan dan hal manis kamu berikan saat bersamaku seolah kamu bahagia bersamaku ternyata aku hanya jadi pelampiasan saat itu.

Curang rasannya jika hanya aku yang menrima rasa sakit ini sendirian,

terlalu banyak kenangan yang membuat aku merasa kamu berhasil membuatku benar-benar jatuh sejatuhnya dalam pelukanmu.

Jika waktu berbaik hati,

ingin rasanya aku meluapkan perasaanku kepadamu

bagaimana hari-hariku setelah tidak bersamamu,

dan mengatakan. "Kamu Jahat".











Komentar

Postingan populer dari blog ini

sebab bukan dia yang ku mau

Dalam bait yang bukan aku harapkan